Monday, May 30, 2011

hari ibu 22 Desember 2006

Posted by daeryl 6:18 AM, under | No comments

Hari Ibu 22 Desember 2006 December 22, 2006

Posted by trihermawan in Hello.
add a comment
Ibu …. tak terasa 33 tahun sudah umurku. Tapi rasanya masih belum cukup diri ini membuat Ibu bahagia. Masih saja terus aku membuatmu merenung. Apalagi saat-saat seperti ini … di saat aku jauh darimu. Andaikan boleh aku meminta, ingin ku malam ini bersimpuh di kakimu … memohon maaf atas segala khilafku selama ini.

Cinta dan Perkawinan December 22, 2006

Posted by satriawan in Motivation.
add a comment
Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana
saya bisa menemukannya?
Gurunya menjawab, ” Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah
satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling
menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” Plato pun berjalan, dan
tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”
Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat
berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak
tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak
kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru
kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak
sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab “Jadi ya itulah cinta”
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu
perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah
tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu
pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,
karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan
membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak
juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab, “Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya,
setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan
kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa
tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya
ke sini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”

0 comments:

Tags

Blog Archive

Blog Archive